BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Homeostatis
Homeostasis
berasal dari bahasa yunani yaitu, homeo yang berati sama dan stasis yang berati mempertahankan
keadaan. Homeostasis
kemudian sering diartikan sebagai semua
proses yang terjadi dalam organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan
internal, dalam kondisi tertentu agar tecipata kondisi yang optimal bagi
kehidupan organisme yang bersangkutan.
Hemeostasis merupakan mekanisme
pengaturan lingkungan kesetimbangan yang dinamis di
dalam tubuh hewan yang konstan. Dalam homeostasis keadaan konstan terdapat dua
jenis, yaitu yang pertama adalah system tertutup yang dimaksud dengan system
tertutup adalah sebuah keseimbangan statis, yang dimana keadaan dalam tubuh
tidak berubah. Sedangkan yang kedua adalah system terbuka, yang dimaksud dengan
system terbuka adalah kesetimbangan dinamis, yaitu keadaan dalam tubuh yang
konstan, sedangkan system terus berubah. Konsep
homeostasis ini mengacu kepada pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di
dalam lingkungan cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel
tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan luar, kelangsungan hidup sel
bergantung pada pemeliharaan lingkungan cairan internal yang stabil yang
berhubungan langsung dengan sel. Sebagai contoh, di lingkungan internal O2
dan zat-zat gizi harus terus menerus diganti sesuai kecepatan penggunaannya
oleh sel. Jadi homeostasis dapat disimpulkan
sebagai upaya untuk mempertahankan lingkungan dalam yang stabil.
B.
Fungsi
Homeostatis
Homeostasis memiliki
banyak fungsi yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, antara lain :
- Menstabilkan cairan disekitar sel-sel oranisme multi sel atau cairan extrasel (CES)
- Untuk kelangsungan hidup sel
- Memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai jumlah dan habitat yang lebih luas.
- Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam badan organisme) yang stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
- Memungkinkan kadar metabolisme diatur secara efisien pada saat tertentu.
- Dan yang terakhir Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum
Faktor faktor yang mempengaruhi homeostatis
Salah satu fungsi dari homeostasis adalah
menstabilkan atau menyeimbangan cairan, dan faktor yang mempengaruhu
keseimbangan cairan tersebut adalah:
1.
Usia,
Dengan bertambahnya usia organisme, maka organ yang mengatur keseimbangan
akan menurun fungsinya, dengan begitu hasil untuk kesimbangan pun akan menurun.
2.
Temperatur
lingkungan
Dengan sesuatu organisme banyak terdapat di
lingkungan yang panas, maka akan terjadi proses evaporasi, sehingga
dimungkinkan cairan banyak yang keluar.
3. Makanan
4. Obat-obatan
5. Stres
Stres dapat mempengaruhi beberapa hal
diantaranya adalah, Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan
osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga urine menurun.
6. Sakit
Misalnya gagal ginjal, maka organisme akan
mengeluarkan cairan yang banyak sehingga dapat menggau keseimbangan di dalam
tubuh organism tersebut. (Irawan, 2008).
Yang kedua adalah faktor-faktor yang dapat
menstabilkan lingkungan internalnya yaitu :
1.
Konsentrasi
molekul-molekul nutrien
2.
konsentrasi
O2 dan CO2
3.
konsentrasi
zat-zat sisa
4.
pH
5.
konsentrasi
air, garam dan elektrolit lain,
C. Mekanisme Homeostatis
Perubahan kondisi
lingkungan internal dapat timbul karena 2 hal, yaitu adanya perubahan aktifitas
sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus- menerus.
Untuk menyelenggarakan seluruh aktifitas sel dalam tubuhnya, hewan selalu memerlukan
pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen,
nutrient dan garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan bermacam –
macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang di alirkan
ke lingkungan internal yaitu cairan ekstraseluler (CES). Apabila aktifitas sel
berubah pengambilan zat dari lingkungan internal dan pengeluarran berbagai zat
dari dalam sel ke lingkungan internal juga berubah. Perubahan aktifitas sel
semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan internal. Perubahan lingkungan
internal yang ditimbulkan oleh sebab manapun ( penyebab pertama atau kedua )
harus selalu dikendalikan agar kondisi homeostasis selalu terjaga.
Mekanisme pengendalian kondisi
homeostasis pada hewan berlangsung melalui system system umpan balik. Akan
tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa ada 2 macam system umpan balik, yaitu umpan
balik positif dan negative. Sistem umpan balik yang berfungsi dalam
pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah system umpan balik
negative.
Sistem Umpan Balik
Sistem umpan balik dapat
didefinisikan sebagai perubahan suatu variable yang dilawan oleh tanggapan yang
cenderung mengembalikan perubahan tersebut dalam keadaan semula. Didalam proses umpan balik, informasi indrawi
tentang variabel suhu atau pH misalnya, digunakan untuk mengendalikan proses
dalam sel dan jaringan serta organ yang berpengaruh terhadap level variabel
tersebut. Mekanisme homeostasis yang utama
adalah diatur oleh hipotalamus. System umpan balik ada dua macam, yaitu system
umpan balik positif dan system umpan balik negative. Tetapi system umpan balik
yang befungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah
adalah system balik negative. Mengapa yang digunakan dalam proses pengendalian
kondisi homeostasis, hanya menggunakan umpan balik negative, karena sistem
umpan balik negative didefinisikan sebagai perubahan suatu variable yang
dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke
keadaan semula. Juga perlu diketahui umpan balik negative dalam pengendalian
homeostasis sesungguhnya merupkan keseimbangan antara input dan output.
Terdapat dua macam
pengaturan umpan balik dalam homeostasis, yaitu
1.
Umpan balik negatif
(negative feedback)
Sebagai gambaran tentang umpan balik negatif
adalah dengan mengamati bekerjanya thermostat yang dipasang dalam
akuarium untuk menjaga agar suhu air dalam akuarium tersebut berada pada suhu
yang diinginkan. Bilamana suhu air medium lebih rendah dari suhu yang
diinginkan, sensor memberikan informasi agar pemanas memanaskan medium. Jadi pengaturan suhu tubuh membutuhkan “thermostat”
yang informasinya harus diberikan pada sistem pengendali suhu. Jika informasi
yang sampai pada sistem pengendali suhu adalah bahwa suhu tubuh lebih rendah
dari yang semestinya, maka sistem pengendali akan meningkatkan suhu tubuh
sampai kondisi semestinya dan pemanasan berhenti sampai terjadinya penurunan
suhu lebih rendah dari yang semestinya.
Pada mamalia yang senantiasa mempertahankan suhu
tubuh konstan, meningkatnya suhu tubuh menghasilkan respon yang mengembalikan suhu
tubuh sebagaimana kondisi yang semestinya. Jadi, umpan balik negatif mengarahkan pada
stabilitas sistem fisiologis. Hal ini merupakan kebalikan dari sistem umpan
balik positif dimana perubahan awal suatu variable menghasilkan perubahan lebih
lanjut.
Sebagai contoh,
peristiwa yang terjadi pada burung dan mamalia pada waktu mempertahankan suhu tubuhnya supaya
tetap konstan. Peningkatan suhu tubuh sebesar 0,5o C akan
mendorong timbulnya tanggapan yang akan mengembalikan suhu tubuh ke suhu awal,
yaitu suhu seharusnya. Pada mamalia, suhu seharusnya adalah 37o C
dengan demikian, system umpan balik negative pada contoh di atas akan selalu
membawa system fisiologis kepada suhu tubuh 37o C.
2. Umpan Balik Positif
(Positive Feedback)
Peristiwa yang terjadi
pada system umpan balik positif berlawan dengan peristiwa yang terjadi pada
system umpan balik negative. Pada system umpan balik positif, perubahan aawal
suatu variable akan menghasilkan perubahan yang semakin besar, misalnya proses
pembekuan darah. proses pembekuan darah sebenarnya bekerja melalui mekanisme
system umpan balik positif, yang bertujuan untuk menghentikan pendarahan.
Namun, hasil dari proses tersebut selanjutnya bermakna sangat penting untuk
memepertahankan volume darah yang bersirkulasi agar tetap konstan.
Mekanisme umpan
balik posistif tidak terlibat dalam proses menjaga kondisi homeostasis, tetapi
terlibat dalam penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu (proses pembekuan darah dan fungsi sel
saraf.) Mekanisme
umpan balik positif dalam mengendalikan fungsi fisiologis pada hewan dapat
berbahaya.Misalnya, suhu tubuh mamalia meningkat, jika gangguan awal ini
kemudian mengalami umpan balik positif maka hasilnya adalah peningkatan suhu
tubuh lebih lanjut yang tentunya berbahaya bagi hewan tersebut. Contoh lain umpan balik positif adalah pada fungsi saraf. Jika terdapat rangsang pada sel syaraf akan menyebabkan perubahan
permeabilitas selaput yang memungkinkan adanya aliran ion sodium (Na+)
masuk kedalam neuron. Aliran masuk ion Na+ pada fase awal terjadinya
potensial aksi menghasilkan respon depolarisasi yang menyebabkan aliran masuk
ion Na+ lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Homeostasis berasal dari bahasa yunani
yaitu, homeo yang
berati sama dan stasis yang
berati mempertahankan keadaan.
2.
Faktor yang
mempengaruhi homeostatis yaitu : Menstabilkan cairan disekitar sel-sel oranisme
multi sel atau cairan extrasel (CES), Untuk kelangsungan hidup sel,
Memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai jumlah
dan habitat yang lebih luas. Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis
dalam badan organisme) yang stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup
dengan efisien. Memungkinkan kadar metabolisme diatur secara efisien pada saat
tertentu. Dan yang terakhir Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya
dengan optimum
3.
Faktor yang
mempengaruhi terdiri atas faktor eksternal meliputi usia, temperatur
lingkungan, makanan, obat-obatan dan stress. Faktor internal yaitu konsentrasi
molekul-molekul nutrien, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat-zt sisa, PH,
dan konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain.
4.
Mekanisme
Homeostatis terdiri atas sistem umpang balik negatif dan sistem umpang balik
positif.
B.
Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku
penyusun mengharapkan khususnya semua mahasiswa dan mahasiswi pendidikan
biologi dan para pembaca sekalian dapat
mengetahui serta memahami apa itu homeostatis, fungsi homeostatis, faktor
homeostatis dan mekanisme homeostatis.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta
file:///C:/Users/NICOM/Pictures/Senja%20di%20Sore%20itu%20%20HOMEOSTASIS.htm. Akses (22 oktober 2013)
Izin share ya kak. Makasih
ReplyDelete