Skip to main content

MAKALAH TRANSPLANTASI


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Transplantasi
Secara Etimologi transplantasi berasal dari Middle English transplaunten, diambil dari Bahasa Latin Kuno transplantare, yang artinya to plant.
Definisi Transplantasi, yang diambil dari bahasa Inggris “Transplantation
(to transplant) menurut kamus Webster Medical Dictionary online, didefinisikan sebagai: The grafting of a tissue from one place to another, just as in botany a bud from one plant might be grafted onto the stem of another. The transplanting of tissue can be from one part of the patient to another (autologous transplantation), as in the case of a skin graft using the patient's own skin; or from one patient to
another (allogenic transplantation), as in the case of transplanting a donor kidney
into a recipient.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online transplantasi
adalahpemindahan jaringan tubuh dr suatu tempat ke tempat lain (seperti menutup luka yg tidak berkulit dengan jaringan kulit dari bagian tubuh yg lain.
Menurut Medicastore, pencangkokan (Transplantasi) adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya (misalnya pencangkokan kulit), dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang.
Menurut WHO, Transplantation is the transfer (engraftment) of human cells, tissues or organs from a donor to a recipient with the aim of restoring function(s) in the body.
Jadi dapat disimpulkan transplantasi atau pencangkokan adalah pemindahan organ sel, atau jaringan dari si pendonor kepada orang lain yang membutuhkan penggantian organ disebabkan kegagalan organ, kerusakan sel maupun jaringan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi organ, sel, maupun jaringan yang telah rusak tersebut. Akan tetapi dalam perkembangannya khusus untuk sel, dunia kedokteran khususnya di bidang kedokteran regenerasi (regenerative medicine) saat ini pun telah memungkinkan untuk  menumbuhkan kembali sel si pasien itu sendiri dengan sel induk atau sel yang diesktrasi dari organ yang rusak.[1]


B.  Jenis-jenis Transplantasi
Transplantasi merupakan hal luar biasa ditemukan dalam dunia kedokteran
modern. Melibatkan donasi organ dari satu manusia kepada manusia lain yang menjadikan ribuan orang diseluruh dunia setiap tahunnya terselamatkan jiwanya.
1.      Dari Segi Pemberi Organ (Pendonor)
 Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor atau jaringan tubuh, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi:
a.    Transplantasi dengan Donor Hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan
jaringan atau organ tubuh seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Biasanya yang dilakukan adalah transplantasi ginjal, karena memungkinkan seseorang untuk hidup dengan satu ginjal saja. Akan tetapi mungkin bagi donor hidup juga untuk memberikan sepotong/sebagian dari organ tubuhnya misalnya paru, hati, pankreas dan usus. Juga donor hidup dapat memberikan jaringan atau selnya degeneratif, misalnya kulit, darah dan sumsum tulang
b.    Transplantasi dengan Donor Mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenazah orang yang baru saja meninggal kepada tubuh orang lain yang masih hidup. Pengertian donor mati adalah donor dari seseorang yang baru saja meninggal dan biasanya meninggal karena kecelakaan, serangan jantung, atau pecahnya pembuluh darah otak. Dalam kasus ini, donasi organ akan dipertimbangkan setelah usaha penyelematan mengalami kegagalan. Pasien mungkin meninggal dalam kamar emergensi ataupun dalam kondisi mati batang otak. Jenis organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas, hati, jantung dan hati.
2.      Dari penerima Organ (Resipien)
Sedangkan ditinjau dari sudut penerima organ atau resipien, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi:
a.    Autograft
Autotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. Biasanya transplantasi ini dilakukan pada jaringan yang berlebih atau pada jaringan yang dapat beregenerasi kembali. Sebagai contoh tindakan skin graft pada penderita luka bakar, dimana kulit donor berasal dari kulit paha yang kemudian dipindahkan pada bagian kulit yang rusak akibat mengalami luka bakar. Kemudian dalam operasi bypass karena penyakit jantung koroner.


b.    Isograft
Termasuk dalam autograft adalah "syngraft" atau isograft yang merupakan prosedur transplatasi yang dilakukan antara dua orang yang secara genetik identik. Transplantasi model seperti ini juga selalu berhasil, kecuali jika ada permasalahan teknis selama operasi. Operasi pertama ginjal yang dilakukan pada tahun 954 merupakan operasi transplantasi syngraft pertama antara kembar identik.
c.    Allograft
Allograft adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain. Misalnya pemindahan jantung dari seseorang yang telah dinyatakan meninggal pada orang lain yang masih hidup. Kebanyakan sel dan organ manusia adalah Allografts.
d.    Xenotransplantion
Xenotransplantation adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari species bukan manusia kepada tubuh manusia. Contohnya pemindahan organ dari babi ke tubuh manusia untuk mengganti organ manusia yang telah rusak atau tidak berfungsi baik.
e.    Transplantasi Domino
Merupakan multiple transplantasi yang dilakukan sejak tahun 1987. Donor memberikan organ jantung dan parunyakepada penerima donor, dan penerima donor ini memberikan jantungnya kepada penerima donor yang lain. Biasanya dilakukan pada penderita "cystic fibrosis" (hereditary disease) dimana kedua  parunya perlu diganti dan secara teknis lebih mudah untuk mengganti jantung dan paru sebagai satu kesatuan. Biasanya jantung dari penderita ini masih sehat, sehingga jantungnya dapat didonorkan kepada orang lain yang membutuhkan.



f.      Transplantasi Dibagi
Kadangkala donor mati khususnya donor hati, hatinya dapat dibagi untuk dua penerima, khususnya dewasa dan anak, akan tetapi transplatasi ini tidak dipilih karena transplantasi keseluruhan organ lebih baik.
3.      Dari Sel Induk (Stem Cell)
Sedangkan khusus mengenai transplantasi sel induk dibedakan menjadi:
a.    Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow  transplantation)
Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoetik
b.    Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)
Peredaran tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang terkandung tidak sebanyak pd sumsum tulang untuk jumlah sel induk mencukupi suatu transplantasi.biasanya pada donor diberikan granulocyte-colonystimulating factor (G-CSF). Transplantasi dilakukan dengan proses yang disebut Aferesis.
c.    Transplantasi sel induk darah tali pusat (Stem cord
Darah tali pusat mengandung sejulah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulangatau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.[2]

C.  Sel, Jaringan, dan Organ yang Dapat Ditransplantasikan
Hampir semua organ, jaringan dan sel manusia dapat ditransplantasikan.
Berikut ini yang organ, jaringan maupun sel yang dapat ditransplantasikan:
1.      Organ dalam rongga dada
a.    Jantung (Hanya Donor Mati)
b.    Paru (Donor Hidup dan Mati)
c.    En bloc Jantung/Paru (Donor Mati dan Transplantasi Domino)
2. Organ dalam rongga perut
a.Ginjal (Donor Hidup dan Mati)
b.Hati (Donor Hidup dan Mati)
c.Pankreas (Hanya Donor Mati)
d.Usus (Deceased-donor and Living-Donor)
3. Jaringan, Sel dan Cairan
a.Tangan (Hanya Donor Mati)
b.Kornea (Hanya Donor Mati)
c.Kulit termasuk Face replant (autograft) dan transplantasi wajah (sangat jarang sekali)
d.Islets of Langerhans (merupakan bagian dari pancreas yang mengandung endokrine) (Donor Hidup dan Mati)
e.Sumsum tulang/sel induk dewasa (Donor Hidup dan Autograft)
f.Transfusi Darah/Transfusi Komponen Darah (Donor hidup dan Autograft)
g.Pembuluh darah (Autograft dan Donor Mati)
h.Katup Jantung (Donor Mati, Dono Hidup dan Xenograft[Porcine/bovine])
i.Tulang (Donor Hidup dan Mati)[3]
D.  Prosedur dan Akibat Transplantasi bagi Penerima Donor
Transplantasi bisa memberikan keuntungan yang sangat besar bagi orang-
orang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Hal-hal yang terkait dengan prosedur dan akibat Transplantasi adalah:
1.    Pre Transplantasi
a.    Persiapan dan Evaluasi Pasien
Persiapan dan evaluasi pasien yang ekstensif sangat penting setiap transplantasi organ, jaringan, sel tertentu memiliki prosedur sendiri-sendiri yang akan dijelaskan kemudian, akan tetapi secara umum yang harus dilakukan adalah:
Persiapan dan evaluasi pasien yang ekstensif sangat penting setiap transplantasi organ, jaringan, sel tertentu memiliki prosedur sendiri-sendiri yang akan dijelaskan kemudian, akan tetapi secara umum yang harus dilakukan adalah:
1)   Riwayat dan pemeriksaan fisik yang lengkap.
2)   Evaluasi terhadap kekuatan psikologis dan emosi .
3)   Pemeriksaan dengan CT (computed tomography) scan atau MRI (magnetic resonance imaging)
4)   test jantung dengan electrocardiogram (EKG) atau echocardiogram
5)   Periksa paru-paru dengan photo dada (x-ray) dan pulmonary function tests (PFTs)
6)   konsultasi dengan ahli lain dalam team transplantasi misalnya dengan dokter gigi, maupun dokter gizi .
7)   test darah lengkap, hitung darah, kimia darah dan skrinning terhadap viruses like hepatitis B, CMV, and HIV
8)   Human Leukocyte Antigen (HLA)
b.    Pencarian Donor yang Sesuai
Mengidentifikasi siapa yang akan menjadi donor utama setelah melalui proses pencocokan donor. Pencarian donor yang cocok berguna untuk mengurangi beratnya penolakan dari tubuh resipien terhadap organ yang didonorkan, maka sebaiknya jaringan donor dan jaringan resipien harus memiliki kesesuaian yang semaksimal mungkin. ABO dan HLAnya.
2.      Saat Operasi Transplantasi Berlangsung
a.    Kemungkinan timbulnya resiko akibat pembedahan
Setiap operasi apapun selaku memiliki resiko. Resiko dapat diminimalkan dengan
1)      Pemakaian obat-obat immunosupresan yang poten
Pencangkokan organ, jaringan maupun sel merupakan suatu proses yang rumit. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan akan menyerang dan menghancurkan jaringan asing (keadaan ini dikenal sebagai penolakan transplantasi). Antigen adalah zat yang dapat merangsang terjadinya suatu reaksi kekebalan, yang ditemukan pada permukaan setiap sel di tubuh manusia. Jika seseorang menerima jaringan dari donor, maka antigen pada jaringan yang dicangkokkan tersebut akan memberi peringatan kepada tubuh resipien bahwa jaringan tersebut merupakan benda asing. Selain kesamaan golongan darah yang hal lain yang penting adalah human leukocyte antigen (HLA) merupakan antigen yang paling penting pada pencangkokan jaringan. Semakin sesuai antigen HLAnya, maka kemungkinan besar pencangkokan akan berhasil.
3.      Pasca Operasi
a.    Kemungkinan terjadinya penolakan oleh tubuh resipien (hyperacute, acute or chronic)
Meskipun jenis HLA agak mirip, tetapi jika sistem kekebalan resipien tidak dikendalikan, maka organ yang dicangkokkan biasanya ditolak. Penolakan biasanya terjadi segera setelah organ dicangkokkan, tetapi mungkin juga baru tampak beberapa minggu bahkan beberapa bulan kemudian. Penolakan bisa bersifat ringan dan mudah ditekan atau mungkin juga sifatnya berat dan progresif meskipun telah dilakukan pengobatan. Penolakan tidak hanya dapat merusak jaringan maupun organ yang dicangkokkan tetapi juga bisa menyebabkan demam, menggigil, mual, lelah dan perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.
Penemuan obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan telah meningkatkan angka keberhasilan pencangkokkan. Tetapi obat tersebut juga memiliki resiko. Pada saat obat menekan reaksi sistem kekebalan terhadap organ yang dicangkokkan, obat juga menghalangi perlawanan infeksi dan penghancuran benda asing lainnya oleh sistem kekebalan. Penekanan sistem kekebalan yang intensif biasanya hanya perlu dilakukan pada minggu-minggu pertama setelah pencangkokkan atau jika terlihat tanda-tanda penolakan.
Berbagai jenis obat bisa bertindak sebagai immunosupresan adalah:
1)      Cyclosporins (Neoral, Sandimmune, SangCya). Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivasi T-cell, sehingga mencegah T-cells dari serangan organ yang ditransplantasikan.
2)      Azathioprines (Imuran). Obat ini mengganggu sinstesis dari DNA dan RNA termasuk juga dari pembagian cell.
3)      Monoclonal antibodies, termasuk basiliximab (Simulect), daclizumab (Zenpax), dan muromonab (Orthoclone OKT3). Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyatuan interleukin-2, yang akan melambatkan produksi T-cells dalam pasien imune sistem.
Disamping itu dapat terjadi infeksidan sepsis akibat dari obat immunosuppressant drugs yang diperlukan untuk menekan penolakan, kemudian kelainan Post-transplant lymphoproliferative(bentuk dari lymphoma akibat dari immunesuppressants), juga terjadi ketidakseimbangan elektrolite termasuk including kalsium and fosfate yang dapat menimbulkan masalahdiantaranya pada tulang. Juga mungkin terjadi Efek lainnya gangguan pencernaan, meradang dan bernanahnya pencernaan dan esophagus, hirsutism(pertumbuhan rambut tidak terkendali pada pria), hair loss, kegemukan, jerawatan, diabetes mellitus type 2, hypercholesterolemia, dan lainnya.
b.    Kematian
Akibat penekanan anti penolakan maka menyebakan penurunan kekebalan tubuh yang berakibat dapat masuknya kuman ke dalam tubuh sehingga menimbulkan dapat menimbulkan komplikasi hingga berakibat kematian.[4]

E. Usaha untuk Mengatasi Reaksi Imun pada Jaringan yang Ditransplantasi
Karena transplantasi jaringan dan organ tertentu sangat penting dilakukan, maka telah dilakukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencegah reaksi antigen-antibodi yang berhubungan dengan transplantasi. Prosedur khusus berikut telah berhasil dilakukan baik secara klinis maupun pada percobaan dalam beberapa hal.
1.      Penggolongan Jaringan “Kompelks HLA dari Antigen”
Antigen terpenting yang menyebabkan reaksi penolakan terhadap transplan adalah suatu komplek yang disebut antigen HLA. enam dari antigen tersebut dijumpai di membran sel jaringan disetiap orang, namun terdapat sekitar 150 antigen HLA yang berbeda yang dapat diseleksi. Oleh karena itu, keragaman antigen tersebut mewakili lebih dari satu triliun kombinasi kemungkinan. Akibatnya, hampir tidak mungkin bahwa ada dua orang, kecuali pada kasus kembar identik, untuk memiliki enam antigen HLA yang sama.  Pembentukan imunitas yang signifikan terhadap salah satu dari antigen-antigen ini dapat menyebabkan penolakan terhadap jaringan transplan.
Antigen HLA terdapat di dalam sel darah putih dan di sel jaringan. Oleh karena itu, penggolongan jaringan untuk antigen-antigen ini dapat dilakukan pada membran limfosit yang telah dipisahkan dari darah orang tersebut. Limfosit dicampur dengan antiserum dan komplemen yang sesuai, sesudah inkubasi sel diuji untuk mengetahui adanya kerusakan membran, biasanya dimulai dengan memeriksa kecepatan ambilan trans-membran dari zat warna khusus oleh limfosit.
Beberapa antigen HLA bukan antigen yang kuat, karena pencocokan yang tepat dari beberapa antigen antara donor dan resipien tidak selalu penting untuk memungkinkan transplantasi alograf. Oleh karena itu, dengan mendapatkan pasangan yang paling cocok antara donor dengan resipien, bahaya prosedur pencakokan menjadi jauh lebih kecil. Pencapaian terbaik adalah dengan mencocokkan jenis jaringan antara anggota keluarga yang sama antara dan antara orang tua dengan anaknya. Kecocokan pada kembar identik adalah yang paling tepat, sehingga transplantasi antara kembar identik hampir tidak pernah mengalami penolakan akibat  reaksi imun.
2.      Pencegahan Penolakan Transplan dengan Menekan Sistem Imun
Jika sistem imun ditekan dengan sempurna, penolakan transplan tidak akan terjadi. Bahkan, pada orang tertentu yang sistem imunnya sangat rendah, transplan dapat berhasil dengan baik tanpa pemberian terapi yang signifikan untuk menghindari penolakan. Akan tetapi, pada orang normal, bahkan dengan penggolongan jaringan yang terbaik, alograf jarang dapat mencegah penolakan dalam waktu lebih dari beberapa hari atau beberapa minggu tanpa penggunaan pengobatan yang spesifik untuk menekan sistem imun. Selanjutnya, karena sel T terutama merupakan bagian dari sistem imun yang penting untuk membunuh sel transplan, maka penekanan terhadap sel T jauh lebih penting daripada penekanan antibodi plasma. Beberapa bahan terapeutik yang telah dipakai untuk tujuan in antara lain sebagai berikut:
a.    Hormon glukokortikoid yang diisolasi dari kelenjar korteks adrenal (atau obat-obatan dengan aktivitas mirip glukokortikoid), yang menekan pertumbuhan semua jaringan limfoid dan oleh karena itu, menurunkan pembentukan antibodi dan sel T.  
b.    Berbagai obat yang mempunyai efek toksik pada sistem limfoid dan karena itu, menghambat pembentukan antibodi dan sel-sel T, terutama obat azathioprine.
c.    Siklosporin, yang mempunyai efek inhibitor terhadap pembentukan sel T pembantu dan karena itu, sangat manjur dalam memblokir reaksi penolakan oleh sel T. Siklosporin telah terbukti menjadi salah satu obat yang paling bernilai karena obat ini tidak menekan beberapa bagian lain dari sistem imun.
Pemakaian obat-obatan ini sering sekali menyebabkan orang menjadi tidak terlindungi dari penyakit infeksi, oleh karena itu, infeksi bakteri dan virus kadang-kadang menjadi merajalela. Selain itu, insiden kanker menjadi beberapa kali lebih besar pada orang yang sistem imunitasnya tersugresi, barangkali karena sistem imun ini penting untuk menghancurkan banyak sel kanker dini sebelum sel kanker tersebut dapat mulai berproliferasi. Sebagai ringkasan, transplantasi jaringan hidup pada mamalia mempunyai keberhasilan yang masih sangat kecil namun sangat berharga. Bila seseorang akhirnya berhasil melakukan blokade pada respon imun resipien terhadap organ donor tanpa merusak imunitas spesifik resipien terhadap penyakit pada  waktu yang sama, maka cerita tentang transplantasi akan berubah dalam waktu singkat.[5]
E.  Pandangan Islam terhadap Donasi dan Transplantasi Organ
Agama Islam percaya akan prinsip menyelamatkan nyawa manusia. Mayoritas ulama Islam dari berbagai penjuru dunia, berdoa bagi kesematan nyawa manusia dan membolehkan Donasi dan Transplantasi Organ sebagai kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia. Mengambil pengalaman dari negara-negara muslim lainnya, dimana praktek Donasi dan Transplantasi Organ telah berlangsung untuk menyelamatkan nyawa manusia. Sebagaimana Malaysia yang mendasarkan peraturannya pada Fatwa-fatwa dari ulama yang memiliki reputasi internasional, juga dari konferensi agama Islam Internasional dan juga organisasi Islam Internasional disamping fatwa dari Majelis Ulama Malaysia itu sendiri. Kiranya untuk Indonesia dapat menggunakan fatwa-fatwa tersebut sebagai dasar dari kebolehan untuk mendonorkan organ, disamping fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Fatwa yang sudah dikeluarkan sehubungan dengan donasi organ adalah:
1.      Keputusan Komis Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Wasiat menghibahkan Kornea Mata yang dikeluarkan pada tanggal 13 Juni 1979 yang memutuskan:”Seseorang yang semasa hidupnya berwasiat akan menghibahkan kornea matanya seseudah wafatnya dengan diketahui dan disetujui dan disaksikan ahli warisnya, wasiat itu dapat dilaksanakan dan harus dilakukan oleh ahli bedah”.
2.      Dalam simposium Nasional II mengenai masalah “Transplantasi Organ”yang telah diselenggarakan oleh Yayasan Ginjal Nasional pada tanggal 8 September 1995 di arena PRJ Kemayoran,telah ditandatangani sebuah persetujuan antara lain wakil dari PB NU, PP Muhammadiyah, MUI disetujui pula oleh wakil-wakil lain dari berbagai kelompok agama di Indonesia. Bolehnya Donasi dan Transplantasi Organ tersebut juga ditegaskan oleh DR. Quraisy Syihab bahwa; “Prinsipnya, maslahat orang yang hidup lebih didahulukan.”selain itu KH. Ali Yafie juga menguatkan bahwa ada kaedah ushul fiqh yang dapat dijadikan penguat pembolehan transplantasi yaitu “hurmatul hayyi a’dhamu min hurmatil mayyiti”(kehormatan orang hidup lebih besar keharusan pemeliharaannya daripada yang mati.) Kesepakatan sebagaimana dikemukan oleh anggota tim transplantasi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Airlangga, dr Pranawa SpPD-KGH, sudah ada Kesepakatan Kemayoran yang membolehkan cangkok ginjal dari donor jenazah.
3.      Pendapatdari KH. Maruf Amin (Ketua Fatwa MUI) bahwa trasnplantasi organ diperbolehkan sedangkan Jual Beli Organ Haram Hukumnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas dan berdasarkan praktek negara-negara dengan penduduk beragama Islam, maka dapat disimpulkan bahwa agama Islam membolehkan untuk mendonorkan baik donor hidup maupun donor mati bagi orang yang beragama Islam karena sifatnya yang mulia untuk menyelamatkan nyawa orang lain sepanjang tidak untuk dikomersialisasi.[6]










Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENILAIAN AUTENTIK

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum   merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Asesmen atau penilaian merupakan salah satu kegiatan terpenting tetapi juga paling banyak diperdebatkan, yang melibatkan guru. Asesmen juga merupakan alat yang tak ternilai harganya bagi guru dan system pendidikan, yang memungkinkan guru untuk merencanakan pelajarannya dengan lebih baik dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan murid-muridnya, dan ini membantu pihak guru maupun sekolah untuk melihat apakah murid-murid benar-benar belajar dari apa yang diajarkan. Guru kemudian dapat menyesuaikan pengajarannya bila hal ini

MAKALAH METABOLISME PROTEIN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan mikroba yang dibuat dari tiga kelas dasar molekul, yaitu: asam amino, karbohidrat dan lipid (sering disebut lemak). Sebagai molekul ini penting bagi kehidupan, reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul selama pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi dalam pencernaan dan penggunaan makanan. Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton, sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus sel. B.      Rumusan Masalah 1.       Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein? 2.       Bagaimana pe

TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN

Asal-usul kehidupan menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan dan manusia selama ini. Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwa makhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam keanekaragaman tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa makhluk hidup ditemukan juga beberapa kesamaan. Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah pertanyaan, bagaimana kehidupan berasal / berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaan tersebut belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebut karena teori-teori tersebut sulit dibuktikan.     Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan, terdapat dua teori utama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarah munculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awal pemi