Skip to main content

MAKALAH JARINGAN MEKANIK (MECHANICAL TISSUE)



Mata Kuliah                : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampuh      : Muh. Sri Yusal., S. Si., M.Si
Tugas Kelompok

JARINGAN MEKANIK (MECHANICAL TISSUE)


Kelompok V Kelas 1,2
1.          Charisma Rahayu                 20500111021
2.          Dwi Utami Hidayah Nur      200500111
3.          A. Nurannisa Syam               20500111
4.          Depi Damayanti                    20500111









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR


Segala puji hanya milik Allah swt. atas segala limpahan rahmat, karunia dan kekuatan dari-Nya sehingga makalah dengan judul “jaringan mekanik (kolenkim dan sklerenkim” dapat diwujudkan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada-Nya sebanyak tinta yang dipergunakan untuk menulis kalimatnya. Selawat dan salam kepada Rasulullah saw. sebagai satu-satunya uswah dan qudwah dalam menjalankan aktivitas keseharian d iatas permukaan bumi ini, juga kepada keluarga beliau, para sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup ini hingga akhir zaman dengan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak orang yang mempunyai andil kepada penulis selama menyelesaikan makalah ini  Kepada mereka tanpa terkecuali, penulis menghaturkan terima kasih semoga menjadi ibadah dan amal jariyah. Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, sistematika penulisan yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna penyempurnaan kelak.
Gowa,  Dzulhijjah 1433 H
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I     PENDAHUlLUAN
A.    Latar Belakang..........................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II    PEMBAHASAN
A.  Pengertian jaringan Mekanik………………………………………….3
B.  Manfaat Jaringan Mekanik…………………………………………..
C.  Pembagian Jaringan Mekanik……………………………………….
1.    Jaringan Kolenkhim (Collenchym)………………………………
2.    Jaringan  Skelerenkhim (Sclerenchym)………………………….

BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................
B.     Implikasi.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................




  BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Berbagai jaringan penyusun tubuh tumbuhan yang meliputi jaringan meristem, parenkim, kolenkim, sklerenkim, jaringan peutup, jaringan pengangkut, duktus kelenjar, dan pembuluh getah. Semua jaringan tersebut memiliki saling keterkaitan antara struktur dan fungsi seiap jaringan tumbuhan.
Tumbuhan tersusun atas berbagi jaringan. Banyaknya pengetahuan tentang struktur jaringan menyebabkan kesulitan dalam memberi definisi yang tepat suatu jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul, struktur, dan fungsi yang sama.
Jaringan pada tumbuh-tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya. Berdasrkan fungsinya, terbagi seperti di atas. Oleh karena itu, kami akan mengkaji lebih jauh mengenai jaringan mekanik.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dan fungsi jaringan mekanik?
2.      Apa sajakah manfaat jaringan mekanik?
3.      Bagaimanakah pembagian jaringan mekan
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian dan Fungsi Jaringan Mekanik
Di dalam tumbuh-tumbuhan diperlukan adanya kekuatan agar dapat melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya. Dan memang dalam tumbuh-tumbuhan terdapat jaringan-jaringan yang berfungsi memberi kekuatan tersebut, melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan dan jaringan-jaringan demikian disebut jaringan mekanik. Dapat dikatakan bahwa tanpa jaringan mekanik maka kekuatan perlindungan pada tumbuh-tumbuhan tidak akan ada.

B.  Manfaat Jaringan Mekanik
Manfaat jaringan mekanik dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.    Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di darat alat-alatnya berada di atas tanah memerlukan kekuatan
2.    Tumbuhan-tumbuhan ini sesuai dengan perkembangannya akan menjadi dewasa, dengan batang dan ranting-ranting yang cukup besar dan pohonnya pun akan tinggi.
3.    Dengan keadaan dan pertumbuhan yang demikian, jaringan mekanik akan dapat memberikan kekuatan sehingga terjadi perimbangan dalam pertumbuhannya, yang artinya tumbuh-tumbuhan akan dapat hidup dengan baik.
Berbeda dengan keadaan pada tumbuh-tumbuhan tingkat rendah, dalam hal ini jaringan mekanik belum ada, pertumbuhan atau perkembangan hidupnya hanya mengandalkan sel-selnya yang berdinding tipis seperti yang sering dikemukakan di bagian muka. Dalam hal ini tegangan turgor atau tegangan dindingnya selnya itu memegang peranan sangat penting, dimana tegangan turgornya itu hanya dapat ditentukan atau akan sangat  bergantung pada besarnya kandungan air selnya. Jadi dapat kita bayangkan, sekiranya kanduangan air selnya banyak berkurang karena transpirasi, tegangan turgor menjadi sangat berkurang, dengan demikian maka sel-selnya akan semakin lemah. Ternyata bahwa kekurangan air sel tidak saja berpengaruh pada tumbuhan rendah, pada tumbuhan tinggipun sekiranya kandungan air selnya berkurang akan menimbulkan layunya daun-daunan tumbuhan itu. Ini disebabkan oleh karena tegangan jaringannya menjadi mengecil.
Pada tumbuhan tingkat tinggi yang berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan kandungan air pada sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik tersebut, yang merupakan jaringan khusus dan memberikan kekuatan besar sehingga tumbuhan tetap dapat berdiri tegak tanpa mengalami kelayuan.  Bahkan pohon bambu atau padi sekalipun yang berbatang kecil, karena adanya jaringan khusus itu, walaupun menderita kekurangan air dan atau diserang oleh angin, maka tumbuhan ini akan tetap dapat berdiri, tidak lumpuh atau mengalami kelayuan.
Jaringan yang khusus ini terdiri dariu sel-sel yang bentuk, susnan dan sifatnya memiliki kekhususan pula, yang disebut jaringan mekanik atau jaringan penguat (mechanical tissue). Dengan adanya jaringan penguat ini, pertumbuhan alat-alat dari tumbuhan dapat ditunjang.
Jaringan mekanik ini  umumnya terdiri dari :
a.       Sel-sel yang berdinding tebal, mengandung lignin dan zat-zat lainnya.
b.      Zat-zat tersebut memberi sifat keras pada dinding selnya.

C.  Pembagian Jaringan Mekanik
Memperhatikan bentuk dan sifat dari jaringan mekanik ini, maka jaringan tersebut dapat dibagi atas : kolenkhim (collenchym) dan skelerenkhim (sclerenchym), yang keseluruhannya oleh HABER-LANDT dan FOSTER disebut “stereome”.
1.    Jaringan Kolenkhim (Collenchym)
Jaringan ini dalam melaksanakan fungsinya sebagai jarinagn mekanik atau penguat tumbuhan memegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Kollenkhim itu merupakan jaringan yang homogeny, yang tersusun dari satu macam sel yaitu sel kollenkhim. Sel-selnya ternyata berdinding sel yang tidak berlignin dan jelas sel-selnya ini masih aktif atau hidup. Sedang bentuknya dapat lebih panjang dan ataupun dapat lebih kecil dari sel-sel parenkim. Akan tetapi dalam hal tertentu sel-sel kollenkhim berisi kloroplas. Antara kollenkhim dan parenkhim terdapat sifat-sifat fisiologis yang sama. Adanya kloroplas ini menunjukkan bahwa kollenkhim dapat berfungsi pada fotosintesis. Suatu peralihan dari bentuk kollenkhim ke parenkhim akan terdapat yaitu apabila letak jaringan kollenkhim berbatasan dengan parenkhim.
Sebuah jaringan kollenkhim berasal dari kata yunani, “colla” yang artinya jernih. Nama ini memang sangat berkaitan dengan sifat-sifat dari selnya yang mempunyai dinding-dinding sel yang jernih, tampak putih mengkilap, apabila dilihat di bawah mikroskop.
Sel-sel kollenkhim memiliki bentuk yang bermacam-macam sama halnya seperti sel-sel parenkhim. Sel-sel yang pendek dapat dikatakan tidak berbeda dengan sel-sel parenkhim, sedang sel-sel yang panjang bentuknya adalah mirip dengan serat-serat. Sel-sel yang panjang itu dapat mencapai dua mm, sedangkan sel-sel yang pendek berbentuk seperti prisma.
Adapun tentang struktur dan bentuk-bentuk perubahan pada dinding sel, bagi tiap jenis tumbuh-tumbuhan adalah berbeda-beda, namun demikian pada umumnya penebalan-penebalan yang berlansung pada dinding sel kollenkhim, merupakan penebalan-penebalan setempat, yang berarti bahwa penebalan-penebalan itu tidak meliputi seluruh dinding selnya atau tidak menjadikan keseluruhan dinding selnya ikut menebal.
Berdasarkan letak dan bentuk penebalan-penebalan ini para ahli membedakan kollenkhim menjadi tiga macam, yaitu :
a.    Angular collenchym” atau kollenkhim sudut, penebalan-penebalan berlansung pada bagian-bagian sudutnya, tampak masif, lumen sel agak sempit.
b.    Lamellar collenchym” atau kollenkhim papan, di sini penebalan-penebalan akan terjadi pada dinding sel yang tangential saja
c.    Lacunate collenchym” atau kollenkhim lakuna, dalam hal ini jaringan kollenkhimnya memilki intercellular spaces atau ruang antar sel, penebalan-penebalannya hanya berlansung pada permukaan ruang antar sel tersebut.

Bentuk kollenkhim sudut antara lain terdapat pada tumbuhan jenis Umbelliferae. Bentuk kollenkhim papan antara lain pada tumbuhan Sambucus, Eupatorium. Sedangkan bentuk kollenkhim lakuna antara lain pada tumbuhan Composite, Silvia dan lain-lain. Tentang dinding sel-sel kollenkhim pada umumunya terdiri dari lamella selulosa yang berselang-seling atau bergantian dengan persenyawaan pectin.
Menurut para ahli, ternyata bahwa dengan terbentuknya penebalan-penebalan pada dinding sel-sel kollenkhim, cukup memberi kekuatan yang seimbang pada organ-organ tumbuhan, yang masih muda dan yang masih mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga tumbuhan dapat ditetapkan tumbuh dengan baik. Bagi  tumbuhan rumput-rumput dan tumbuhan basah, ternayata jaringan kollenkhim itu merupakan jaringan satu-satunya yang memberi kekuatan pada organ-organnya bagi kelansungan pertumbuhannya yang baik.

Selanjutnya dapat dikemukakan pula pendapat beberapa ahli mengenai jaringan Kollenkhim ini :
1). FUNK  dan  WENT, Berlansungnya pengayuan atau penebalan-penebalan zat kayu pada kollenkhim, dapat menjadikan perubahan kollenkhim tersebut menjadi sklerenkhim, terutama pada tumbuh-tumbuhan yang organ-organnya sudah tetap.
2). DE BARY, Dengan objek penelitiannya pada tumbuhan Tilia, Acer dan Aesculus, ia menyatakan bahwa pada tumbuhan-tumbuhan tersebut, sel-sel pada jaringan kollenkhimnya akan bertambah besar, yang dalam hal ini dinding selnya menajdi menipis.
3). VENNING, Ia telah mengemukakan pendapatnya, bahwa goyangan-goyangan angin pada tumbuhan yang terjadi secara terus-menerus selama pertumbuhannya, akan sangat berpengaruh dalam hal berlansungnya pertambahan derajat penebalan pada dinding sel-sel kollenkhim.

Dari keseluruhan uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa jaringan mekanik kollenkhim adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel yang aktif (hidup). Dalam hal ini dapat ditambahkan :
a). Sel-sel kollenkhim dapat berisi khloroplas dan dapat pula tidak
b). Pada beberapa tumbuh-tumbuhan, kollenkhim itu dapat mewujudkan suatu jaringan yang rapat tanpa adanya ruang-ruang antar sel. Sekiranya terdapat maka ruang-ruang tersebut selain jumlahnya sangat kecil, juga keadaannya sangat sempit.
c).   Umumnya jaringan kollenkhim itu terjadi dari prokambium sama halnya dengan terjadinya jaringan pengangkut (dalam hal ini ada pula sementara ahli yang berpendapat bahwa jaringan kollenkhim berasal dari ground meristem atau meristem dasar).

2.      Jaringan  Skelerenkhim (Sclerenchym)

Jaringan skelerenkhim adalah jaringan yang fungsi utamanya adalah juga sebgai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik), jaringan skelerenkhim hanya terdapat pada organ rumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perekembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat tumbuhannya bertahan menghadapi segala macam tekanan dan desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpenagruh pada sel-sel/jaringan yang keadaannya lebih lemah (tekanan, desakan, lentingan, pembentangan, pukulan, berat dan gaya mekanik lainnya).
Perlu diketahui bahwa sebutan skelerenkhim diambil dari kata Yunani yang merupakan kombinasi dari kata “ sclerous” yang artinya keras, dan kata “enchyma” yang berarti “infusion”, yang arti keseluruhannya dimaksudkan pada kerasnya dinding sel. Adapun sel-sel yang menyusun jaringan sklerenkhim adalah sel-sel skelerenkhim.
Pada umumnya sel-sel sklerenkhim itu tidak mengandung lagi protoplas, sel-selnya itu telah mati, dengan dinding sel-selnya yang tebal karena memiliki penebalan-penebalan sekunder, yang terdiri dari zat-zat lignin (zat kayu). Walaupun terjadi penebalan-penebalan demikian pada dinding-dinding selnya, sel-sel skelerenkhim dapat mudah dibedakan dari sel-sel parenkhim yang telah mengalami pengayuan (sel-sel parenkhim yang telah mengayu disebut “sclerified parenchyma cells”).
Sklerenkhim yang merupakan bagian dari jaringan mekanik itu pada umumnya terdiri atas fiber atau serat-serat sklerenkhim dan sclereid atau sel-sel batu.

a.    Serat  Sklerenkhim (“fiber”)
Fiber atau serat-serat skelerenkhim pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian (stands) yang terpisah-pisah atau dalam bentuk lingkaran. Dalam kulit kayu dan pembuluh tapis (cortex and phloem), merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas-berkas pengangkut, atau dalam kelompok-kelompok dan tersebar di dalam pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (phloem). Tetapi sering pula terjadi serat-serat skelerenkhim ini tersusun dalam bentuk-bentuk yang khas seperti halnya yang terdapat pada batang-batang tumbuhan Monocotyledoneae dan dicotyledoneae. Lebih jelas lagi seperti pada kebanyakan Graminae di mana serta-serat sklerenkhim ini menyusun suatu system berbentuk silinder yang berlekuk-lekuk dan dihubungkan dengan epidermis.
Berdasarkan hasil penelitiannya, ESAU menyatakan bahwa serat-serat tersebut terbagi dalam dua macam, yaitu :
1). Xylem fibers atau serat-serat xylem, yang terdapat di dalam xylem
2). Extraxylary fibers yaitu serat-serat yang terdapat dalam system jaringan di luar xylem
             Beberapa ciri yang terdapat pada serat-serat skelerenkhim perinciannya dapat                       dikemukakan   sebagai berikut:                                                                               
1). Serat-serat skelerenkhim itu terdiri dari sel-sel serat dengan ukuran yang cukup panjang
2). Sel-sel serat tersebut merupakan sel-sel yang telah mati
3). Dinding sel-sel tersebut cukup tebal, sebagian besar dari dinding sel-sel ini terdiri dari zat kayu dan sering pula mengandung lamella-lamella selulosa
4). Lumen selnya demikian sempit karena memiliki penebalan-penebalan pada dinding sel tersebut
5). Pada irisannya yang melintang serat-serat berbentuk segi banyak, yang sering terdapat segi lima atau segi enam
6). Noktah-noktahnya sempit dan panjang yang berbentuk saluran-slauran sempit yang miring
7). Pada irisannya yang membujur tampak serat-serat skelerenkhim berbentuk segi banyak, yang sering terdapat segi lima atau segi enam
8). Noktah-noktahnya sempit dan panjang yang berbentuk saluran-saluran sempit yang miring
9). Pada irisannya yang membujur tampak serat-serat skelerenkhim ini berbentuk kumparan panjang yang ujung-ujungnya meruncing
10). Meskipun dinding sel-selnya itu mengandung lignin ternyata daya elastisitasnya masih demikian besar, sehingga serat-serat tersebut dapat dilengkungkan.

Serat-serat skelerenkhim pada umumnya memiliki panjang rata-rata 2 mm, pada tumbuhan tertentu ukuran panjangnya ada yang mencapai beberapa cm bahkan ada yang lebih. Serat-serat pada skelerenkhim mulai terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ bersangkutan pada tumbuhan. Sel-sel skelerenkhim pada umumnya bersifat sekunder yaitu dibentuk oleh kambium, walaupun pada kenyataannya ada yang bersifat primer. Susunan dan letaknya dalam tumbuh-tumbuhan bemacam-macam, yaitu :
1). Ada yang tersebar
2). Ada yang berkumpul, beruntaian satu sama lain yang tampak seperti suatu lapisan
3). Ada pula yang merupakan saluran dalam batang
Dengan susunan dan letaknya yang demikian, sel-sel skelerenkhim yang merupakan bagian dari jaringan mekanik, memiliki daya tahan untuk menghadapi segala gangguan yang datang dari luar (seperti misalnya goyangan atau lentingan oleh angin). Dengan daya tahannya itu maka tumbuhan tidak mudah patah atau tumbang.

b.    Sklereid
Sklereid ternyata memiliki bentuk, penebalan dinding sel, ukuran dan jumlah noktah yang bermacam-macam pula. Jadi bentuk dan besar diameternya berbeda-beda. Beberapa sel sklereid berbentuk agak memanjang dan beberapa lainnya berbentuk seperti sel-sel parenkhim, misalnya sel-sel sklereid pada dinding buah dan biji-biji.
Sebelumnya telah dikemuakakan bahwa sklereid itu merupakan sel-sel batu. Hal ini perlu dijelaskan lebih lanjut karena ada pula yang disebut sclerotic cells atau sel-sel sklerotik :
-       Disebut sel-sel batu (stone cells) yaitu apabila sklereid itu tidak bercabang-cabang, tidak memiliki bentuk yang ekstrim, bersifat soliter ataupun berkumpul merupakan suatu jaringan atau organ
-       Disebut sel-sel sklerotik apabila sel-selnya terjadi dalam jaringan-jaringan yang lunak

Sklereid terdapat dalam semua bagian dari tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau biji. Mengenai hal ini rupanya sama halnya dengan serat-serat sklerenkhim yaitu sel-selnya yang terdapat secara soliter, dalam kumpulan beberapa sel atau yang terdapat dalam suatu jumlah yang besar. Skelereid ini disebut sebagai sel-sel batu, sebutan ini dikaitkan dengan sifat bagian-bagian yang keras seperti tempurung, biji-bji atau bagian-bagian yang keras pada buah. Gambaran-gambaran selanjutnya tentang sel-sel skelerid ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
-       Dalam daun dan buah yang berdaging benyak terdapat sel-sel batu yang letaknya tersebar
-       Dinding sel-sel sklereid tersusun dari selulosa dan banyak mengandung zat lignin yang tebal dan keras, dan zat inilah yang menjadikan jaringannya kuat dan kaku
-       Kadang-kadang sel sklereid mengandung pula zat suberin dan kutin
-       Mempunyai noktah-noktah yang sempit yang celah-celahnya bundar sehingga merupakan saluran, disebut “pit canal” atau saluran noktah, noktah-noktah ini dapat bercabang-cabang.
-       Lumen sel sangat sempit sehubungan dengan terbentuknya penebalan-penebalan dinding selnya.




BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari makalah ini kita dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Jaringan mekanik adalah jaringan kolenkim dan sklerenkim yang berfungsi untuk member kekuatan dan melindungi secara mekanik jaringan-jaringan di sekitarnya.
2.      Manfaat jaringan mekanik yaitu Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di darat alat-alatnya berada di atas tanah memerlukan kekuatan, tumbuhan-tumbuhan ini sesuai dengan perkembangannya akan menjadi dewasa, dengan batang dan ranting-ranting yang cukup besar dan pohonnyapun akan tinggi, dengan keadaan dan pertumbuhan yang demikian, jaringan mekanik akan dapat memberikan kekuatan sehingga terjadi perimbangan dalam pertumbuhannya, yang artinya tumbuh-tumbuhan akan dapat hidup dengan baik.
3.      Jaringan mekanik dibagi atas 2 yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.

B.  Implikasi
Saran kami dalam penulisan makalah ini adalah sebaiknya pembaca dapat lebih memahami tentang jaringan mekanik agar ilmu penerapan dari anatomi tumbuhan seperti patologi dapat diterapkan dalam memahami jaringan yang rusak pada bagian tumbuhn.





DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENILAIAN AUTENTIK

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum   merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Asesmen atau penilaian merupakan salah satu kegiatan terpenting tetapi juga paling banyak diperdebatkan, yang melibatkan guru. Asesmen juga merupakan alat yang tak ternilai harganya bagi guru dan system pendidikan, yang memungkinkan guru untuk merencanakan pelajarannya dengan lebih baik dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan murid-muridnya, dan ini membantu pihak guru maupun sekolah untuk melihat apakah murid-murid benar-benar belajar dari apa yang diajarkan. Guru kemudian dapat menyesuaikan pengajarannya bila hal ini

MAKALAH METABOLISME PROTEIN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan mikroba yang dibuat dari tiga kelas dasar molekul, yaitu: asam amino, karbohidrat dan lipid (sering disebut lemak). Sebagai molekul ini penting bagi kehidupan, reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul selama pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi dalam pencernaan dan penggunaan makanan. Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton, sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus sel. B.      Rumusan Masalah 1.       Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein? 2.       Bagaimana pe

TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN

Asal-usul kehidupan menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan dan manusia selama ini. Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwa makhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam keanekaragaman tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa makhluk hidup ditemukan juga beberapa kesamaan. Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah pertanyaan, bagaimana kehidupan berasal / berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaan tersebut belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebut karena teori-teori tersebut sulit dibuktikan.     Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan, terdapat dua teori utama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarah munculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awal pemi