Skip to main content

MAKALAH HEWAN AMPHIBI



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Bumi yang sangat luas dengan hamparannya, memiliki banyak keunikan dengan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kita dapat melihat tanaman yang terhampar luas dari Sabang sampai Merauke, dengan penyebaran hewan yang sangat luas pula.
            Ilmu tentang tanaman maupun tumbuhan menjadi sangat menarik untuk kita kaji lebih mendalam, demi menemukan hal- hal yang baru dan berkembangnya tingkatan pemahan kita nantinya.  
            Ketika membahas tentang dunia animal / hewan, maka yang pertama kali kita dapatkan yakni zoologi invertebrata, kemudian untuk selanjutnya menuju zoologi vertebrata. Bahasan materi pada zoologi invertebrata yakni mencakup protozoa, porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathelminthes, annelida, mollusca, arthropoda, dan echinodermata. Akan tetapi, ketika membahas tentang zoologi vertebrata, maka kita akan dihadapakan pada pembahasan tentang chordata, yang terdiri atas urochordata,cephalocordata, hemichordata, dan vertebrata.
            Salah satu kelas pada vertebrata yang sangat urgen untuk kita pahami yakni kelas amphibi. Hewan amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. Kelas ini menjadi sangat menarik dan penting untuk kita kaji karena keunikan dari spesiesnya yang mampu hidup pada dunia tempat, yakni darat dan air.
            Oleh karena itu, hal di atas yang kemudian melatar belakangi kami dalam pembuatan makalah sederhana ini.


B. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan hewan amphibi?
2.      Bagaimana morfologi spesies hewan yang tergolong dalam kelas amphibi?
3.      Bagaimana anatomi spesies hewan yang tergolong dalam kelas amphibi?
4.      Bagaiman struktur dan fungsi dari spesies hewan yang tergolong amphibi?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan pembuatan makalah ini yakni:
1.      Mengetahui defenisi dari amphibi.
2.      Mengetahui morfologi spesies hewan yang tergolong dalam kelas amphibi.
3.      Mengetahui morfologi spesies hewan yang tergolong dalam kelas amphibi.
4.      Mengetahui struktur dan fungsi dari spesies hewan yang tergolong amphibi.
D. Manfaat
Sebagai bahan diskusi dan referensi dalam ruang lingkup kampus, sekaligus menjadi objek penambah wawasan mahasiswa.







BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kelas Amphibi
Nama kelas ini berasal dari kata Yunani, amphi yang artinya rangkap dan bios yang artinya hidup. Sebagian besar dari kelas ini menunjukkan bahwa mempunyai fase kehidupan di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase tersebut struktur dan fungsinya menunjukkan sifat antara ikan dan reptilia, dan menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Beberapa pola menunjukkan pola yang baru yang disesuaikan dengan kehidupan darat. Misalnya kaki, paru- paru, nares (nostril) yang mempunyai hubungan dengan cavum oris, dan alat penghirup atau pembau yang berfungsi baik dalam air maupun di darat. Amphibia merupakan makanan bagi berbagai macam vertebrata lainnya. Beberapa species digunakan untuk pengajaran dan penelitian dalam Biologi dan tak ketinggalan paha katak merupakan santapan yang lezat di meja makan bagi sebagian orang.





                                      Gambar 2.1: Katak
Amphibia merupakan tetrapoda atau vertebrata darat yang paling rendah. Amphibia tidak diragukan lagi berasal dari satu nenenk moyang dengan ikan, mungkin hal itu terjadi pada zaman Devon.
      
B.   Morfologi Spesies dalam Kelas Amphibi
Amfhibi memiliki beragam ciri morfologis yang berbeda antara ordo.  Secara umum, semua amfibi memiliki kulit yang tipis dan halus. Beberapa jenis menggunakan kulitnya untuk respirasi dan pertukaran gas dengan udara. Sebagian besar jenis amfibi memiliki mata yang besar untuk mencari mangsanya.
Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang, berkulit lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Padakepala mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat sepasang mata yang bulat, dibelakangnya terdapat 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi. Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.
Kaki depan terdiri atas :
-          Lengan atas (brancium),
-          lengan bawah (antebrancium),
-          tangan (manus), dan jari-jari (digiti).
Pada kaki belakang terdiri atas
-          paha (femur),
-          betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)..
Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek.
Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas), sedangkan dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid. Pada rongga mulut terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah antrior mulut.Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedangkan dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk menahan mangsa yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna yang berhubungan dengan nares eksterna.
 Glotis terletak pada medium ventral pharynx sebelah belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo. Dibelakang masing-masing mata di dekat sudut mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba Eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang telinga dalam.Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis (saku suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii. Saku suara ini dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara.




C.  Anatomi Spesies dalam Kelas Amphibi


 





        
                                        Gambar 2.2: Anatomi Katak

D.  Struktur dan Fungsi Spesies Kelas Amphibi
1.    Penutup Tubuh
Kulit lemas (fleksibel) sebagai penutup tubuh berfungsi menutupi tubuh terhadap gangguan yang bersifat fisis dan fhatologis. Disamping itu sebagai alat untuk mengisap air karena katak tidak minum.
            Kulit tersusun atas epidermis, dermis yang terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah merupakan lapisan sel germ yang selalu menghasilkan sel jangat yang setiap waktu dapat terkelupas. Tiap bulan selama musim hujan dibawah lapisan jangat dibentuk bahan lapisan jangat baru, sehingga setiap waktu lapisan jangat yang lama terlepas sudah siap penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas ditelan kembali.
Pada dermis terdapat jaringan ikat, disebelah luar jaringan tersebut terdapat jaringan seperti karet busa yang mengandung banyak kelenjar pigmen. Bagian dalam dari dermis terdapat jaringan-jaringan padat berupa jaringan ikat yang berserat serat.Selanjutnya disebelah bawah jaringan dermis terdapat saraf dan pembuluh darah yang mempunyai peranan penting dalam proses pernapasan melalui kulit. Kelenjar kulit menghasilkan sekresi berupa cairan untuk membasah i kulit luar. Kelenjar kulit terbagi atas dua macam yaitu:
1.      Granula mucosa (kelenjarlendir) yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.
2.      Granulatoxion (kelenjarracun) yang menghasilkan racun pada tingkat  tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.
Dalam kulit terdapat butir-butir figmen( pada epidermis) dan sel pigmen (chormotafora) pada dermis. Macam macam chormotafora yaitu: methaphora yang berisi pigmen hitam atau coklat, lipohora yang berisi pigmen merah atau kuning, guanophora yang berisi Kristal-kristal putih.
      Kulit berudu atau anak katak yang masih keil, tiap-tiap 1mm2 mengandung 3000 butirchormothaphora. Katak melindungi diri dengan warna yang sesuai lingkungan sekitarnya. Biasanya sebelah dorsal dan lateral berwarna hijau dan sebelah bawah berwarna putih. Pada kulit katak sebenarnya pigmen hijau tidak ada, tapi sebenarnya warna hijau adalah hasil pemantulan secara kimiawi dari srtuktur mikroskopis pada kulit sebelah luar. Warna gelap terang disebabkan karena mengumpul dan dan menyebarnya butir-butir pigmen dan chormatophora.Perubahan warna kulit adalah hasil pengaruh kondisi luar dan kondisi dalam  tubuh. Suhu rendah menghasilkan warna gelap sedang suhu tinggi dan keadaan keringat meningkatnya sinar menghasilkan warna terang. Perubahan warna diindukasikan melalui mata. Hal ini terbukti bila katak matanya dibutakan, maka kemampuan merubah warna menjadi hilang. Pigmen dikontrol oleh hormone yang dihasilkan oleh granula pituitaria dan berhubungan erat dengan system saraf.


2.    Sistem Rangka (Skeleton)


 






                                                                                            
                                     
                                  Gambar 2.3: Rangka Katak
Amphibi memiliki tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional, kebalikan dari ikan. Tengkorak amphibi modern memiliki premaksila, nasal dan, prontal, parietal dan squamosal. Kebanyakan permukaan diatas dari tubuh anura tidak seluruhnya menutup tulang. Bagian dari kondrokarnium masih belum mengeras, hanya daerah oksipital dan oksosipitalnya mengeras, dan masing-masing memiliki kondile bersambung dengan vertebrata pertama. Tidak ada langit-langit/platum kedua pada amphibia, akibatnya nares internal labih maju di dalam langit-langit mulut.Di bawah otak ditutupi oleh tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi pada fermaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoiddantulan dental.  Ada beberapa amphibian yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah mereduksi.
Jumlah vertebra atau ruas-ruas tulang belakang pada amphibian berfariasi dari sepuluh ruas pada salientatia sampai 200 pada gymnophiona.Tengkorak bersambung dengan tulang tengkorak jumlah vertebra kudal bervariasi. Pada salientia ada satu elemen vertebra yang mengalamielongasi (pemanjangan) dinamakan urostile memanjang dari sacrum ke ujung posterior pelvis. Bangsa amphibi merupakan vertebra pertama yang memiliki sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang sehingga tak bersambung dengan sternum seperti yang terjadi pada reptilian, aves dan mamalia.
Sebagian besar amphibian memiliki dua pasang tungkai dengan 4 jari kaki pada kaki depan dan 5 jari kaki pada kaki belakang. Jumlah jari mungkin ada yang berkurang sebanyak 2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai itu tidak ada caecillia. Tungkai biasanya tidak memiliki kuku, tetapi semacam tanduk pada jari kakinya.
3.    Sistem Musculus
            Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisiologis. Otot daging sebelah luar terdiri atas otot daging skletal atau otot daging bebas yang melekat pada tulang- tulang. Otot daging tersebut dikendalikan oleh kemauan, pada gerakannya. Masing- masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan. Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal yang merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”.
            Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang mendekkan jari, dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak. Tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing- masing contoh:
Flexor                : mengikat satu bagian dengan bagian yang lain, contoh biceps sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
Extensor            : meluruskan atau memperluas suatu bagian, contoh triceps meluruskan lengan bawah pada lengan atas.   
Abductor            : menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota), contoh deltoid menarik lengan ke samping.
Adductor            : menarik suatu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota), contoh latianus dorsi menarik lengan ke atas dan kembali.
Depressor          : menurunkan suatu bagian, contoh depreseormanbulae menggerakkan ke bawah rahang bawah untuk membuka mulut.
Levator              : mengangkat atau meninggikan suatu bagian, contoh masseter mengangkat rahang untuk menutup mulut.
Rotator              : memutar suatu bagian, contoh pyriformis meninggikan dan memutar femur.
            Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagi atas 3 bentuk struktur umum: (1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang membentuk dinding abdomen. (2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau deltoid,dan (3) otot daging spinchter dengan serat melingkar, misalnya spinchter ani yang berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan bagian tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama dengan beberapa kontraksi. Kordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap- tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.     
4.    Sistem Digestoria
            Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavun oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan. Bagian muka ventriculus yang besar disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot venrticulus meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas: pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di  samping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
            Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas bebrapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum major menjadi feaces dan selanjutnya dikeluarkan melaluai anus.
5.    Sistem Sirkulasi
            Fungsi yang terpenting dari sistem sirkulasi ialah:
1.      Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernapasan dengan jaringan seluruh tubuh.
2.      Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestivus ke organ lain.
3.      Mengangkut persediaan zat makanan dari satu tempat ke tempat yang lain.
4.      Mengangkut sisa-sisa zat organis dan garam mineral yang sudah tidak berguna lagi ke alat ekskresi.
5.      Mengedarkan hprmon dari kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang membutuhkan.


 







Gambar 2.4: Sirkulasi Katak
Sistem sirkulasi terdiri atas: cor, arteriae, capilair, venae, ductus lymphaticus, darah dan cairan lymphe. Cor dibungkus oleh selaput pericardium, berbentuk lonjong (bulat panjang) terdiri atas: (1) sebuah ventriculum, yang terletak disebelah posterior, berdinding otot daging tebal, berwarna muda (2) dua buah atruim yaitu atrium sinistrum dan atrium dextrum, terletak sebelah anterior dari ventriculum, berdinding otot daging tipis berwarna lebih tua. Antara atrium dan ventriculum terdapat valvae (klep) sehingga darah tidak kembali, sedang antara atrium terdapat septum (sekat), (3) sinus venosus yang berbentuk segitiga, terletak sebelah dorsal dari cor, dan (4) truncus arteriosus.
Conus arteriosus berbentuk pembuluh bulat, keluar dari basis anterior ventriculum, di dalamnya terdapat valvae spiralis. Terdiri atas dua bagian cabang yang melengkung ke kanan dan ke kiri kemudian bercabang tiga buah, yakni arteri communis, arteri pulmonalis communis, arteri pulmonalis.     
Aortae merupakan cabang truncus arteriosus sebelah median, yang merupakan sepasang pembuluh yang melengkung ke kiri dan ke kanan yang akhirnya membentuk archus aorticus atau archus systematicus, ke caudal menuju linea mediana dan akhirnya bersatu menjadi radix aortae. Selanjutnya bersambung dengan aortae descendens.
Sepasang arteriae pulmonalis berasal dari truncus arteriosus ke pulmo kanan dan kiri. Cabang- cabang yang penting yaitu Cutanae yang menuju ke kulit punggung, kepala, perut (terutama membawa CO2 untuk pernapasan kulit).
Vena dibedakan atas dua golongan yaitu yang masuk ke dalam atrium sinestrum yakni vena pulmonalis yang berasal dari paru-paru, vena yang masuk ke dalam sinus venosus yang terdiri atas: (a) vena cava cranialis (anterior) dexter, masuk di sebelah kanan sinus venosus dan vena itu menerima darah dari v.jugularis interna, v. Anonyma, v. Subclavia dengan cabangnya v.musculo cutanea yang menerima darah dari kulit dan otot daging badan bagian samping belakang dan dari kepala bagian samping. Vena ini membawa oksigen ke Cor; (b) vena cava anterior sinistra; (c) vena cava posterior (inferior) yang menerima darah dari ginjal, gonad, otot daging sebelah dorsal dan extremitas posterior.
Darah dipompa dari cor (ventriculum) melalui truncus arteriosus, selanjutnya melalui arteri yang telah disebutkan di muka, akhirnya sampai pada capilair di seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh darah akan kembali ke cor venulae dab terus ke vena-vena yang di antaranya telah disebutkan.
            Darah yang kembali ke jantung melalui vena cava pada mulanya berkumpul pada sinus venosus, yang kemudian karena kontraksi masuk ke dalam atrium dextrum. Sedang darah dari pulmo (paru-paru) masuk ke atrium sinistrum. Kedua atrium berkontraksi memaksa isinya masuk ke dalam ventriculum. Pada mulanya diduga bahwa valvae spiralis dalam truncus arteriosus memasukkan darah yang tidak beroksigen (sebelah kanan) ke archus pulmocutaneus dan darah yang beroksigen (sebelah kiri) masuk ke archus sistematicus dan arteri carotis. Tetapi berdasar peneylidikan De Lang (1962) bahwa pembuluh carotis mengandung oksigen paling banyak, sedang archus pulmocutaneus mengandung oksigen “sedang” dab archus aortichus (systematicus) mengandung darah campuran.
            Systema portae ialah suatu sistem yang dibentuk oleh vena saja, yang mengumpulkan darah dari capilair suatu alat, yang sebelum masuk ke cor pecah menjadi anyaman-anyaman dalam alat lain, kemudian masuk ke dalam vena yang menuju cor. Sistem ini terdiri atas:
1.      Systema portae hepatica pada hepar yang dibentuk oleh
a.       Vena abdominalis yang membawa darah dari anggota bawah.
b.      Vena portae hepatis mengumpulkan darah dari alat-alat pencernaan makanan. Dari hepar darah kembali ke cor melalui vena hepatica.
2.      Systema portae renalis pada ren yang menerima darah dari vena iliaca communis dan vena dorso lumbialis. Darah dari ren kembali ke cor melalui vena renalis.
Darah merupakan cairan yang tersusun atas plasma darah dan corpusculair (butir-butir darah) yang berupa erythrocyt, leucocyt, thrombocyt. Plasma darah terdiri atas: air, protein, garam mineral (termasuk Na, Cl, 0,6 %). Erythrocyt berbentuk elip pipih bernukleus. Di dalamnya terdapat pigmen kuning yang kemerah-merahan yang disebut haemoglobin yang memegang peranan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan.
                  6. Sistem Lymphatica
            Terdiri atas banyak sekali pembuluh-pembuluh yang bermacam-macam ukuran meliputi berbagai organ dan sering sukar dilihat. Pada katak antara kulit dan tubuh terdapat saccus lymphaticus yaitu:
a)      Saccus submaxillaris
b)      Saccus pectoralis
c)      Saccus abdominalis
d)      Sacccus lateralis
e)      Saccus brachialis
f)       Saccus femuralis
g)      Saccus inter-femuralis
h)      Saccus uter-femuralis
i)        Saccus cruralis
Sistem lymphatica ini pada beberapa tempat berhubungan dengan vena tubuh dan antara lain vena vertebralis anterior dan vena illiaca transversa. Kecuali itu terdapat jantung lympha yaitu sebelah caudal, sepasang, di sebelah ranial di sekitar vertebrae cervicalis. Cairan lymphe mengandung leucocyt dan sedikit eritrosit dan beberapa protein yang melayang dalam darah.
7. Systema Respiratoria
            Respirasi adalah suatu proses penyedian oksigen bagi tubuh pengambilan kembali carbon dioksida akibat metabolism. Sistem ini terdiri atas paru- paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-alat ini mempunyai permukaan yang basah (lapisan epithelium yang banyak mengandung pembuluh darah). Oksigen yang berasal dari udara larut dalam cairan permukaan respirasi/ alat dengan jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Dalam proses ini hemoglobin memegang peranan dalam oksidasi yang selanjutnya akan dibawa ke jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan. Sebagian besar carbon dioksida diangkut oleh plasma darah dari jaringan ke alat respirasi. Paru-paru katak terdiri atas dua saku yang elastic yang berisi lipatan yang membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang masing-masing diliputi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing saku paru-paru dihubungkan dengan saluran bronchi yang pendek, kemudian kedua bronchi bersatu menuju ke larynk (kotak suara) dengan lubangnya yang disebut glottis.
Dengan gerakan yang teratur, udara dapat masuk ke dalam cavum oris melalui nares dan peristiwa ini disebut inspirasi. Kemudian dalam cavum oris ditekan masuk ke dalam pulmo, karea kontraksinya otot daging dasar mulut. Selanjutnya udara dari pulmo dikeluarkan ke cavum oris dengan bantuan desakan dari dinding bdan dan juga karena elastisitas pulmo. Ini kita sebut ekspirasi dan apada waktu itu klep nares interna terbuka, sehingga udara keluar. Pada waktu inspirasi klep nares interna menutup.
            Otot daginga yang bekerja pada waktu pernafasan yaitu sepasang musculus sub mandibularis, sepasang musculus sternophyoideus, musculus genio hyoideus kecuali itu pada waktu ekspirasi dibantu oleh musculus oblique eksterna.
            Pernafasan melalui kulit dilakukan terutama pada waktu hibernasi (tidur, missal katak eropa waktu “winter sleep” ). Berudu melakukan pernafasan dengan insang, yang meruapakan perluasan epitel laring yang banyak mengandung pebuluh darah. Laring diperkuat oleh tulang rawan dan di dalamnya terentang tali suara yang menggetar bila udara terhembus dari paru-paru. Nada suara diatur dengan mengencangkan dan mengendorkan pita tersebut.
    8. Systema Uro-Genitalis (sistem eksresi dan reproduksi)
            Sistem ini masih disebut suatu sistem gabungan, karena masing-masing sistem masih tergabung pada cloaca sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan keculi itu untuk faeces.
            Sistem eksresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yag tidak berguna dilakukan oleh kulit, paru-paru dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskn oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang, berwarna coklat terpisah dari coelom di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut “retroperitoneal”. Ren merupakan alat filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan garam-garam mineral dari pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis.
Sebuah kapsula renalis terdiri atas:
a)      Pembuluh darah kecil yang berlekuk- lekuuk yang disebut “ glomerulus”.
b)      Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang disebut “ simpai Bowman” (capsula Bowman).
c)      Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh lanjutan dari capsula Bowman dililiti oleh pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan isinya pada pembuluh pengumpul yang disebut ductus Wolfian tau ureter, yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal menuju ke vesica urinaria sebagai penyimpanan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan sampah dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
Systema  reproduktiva  atau  systema  genitalis terdiri atas :
a)      Systema  genitalis  masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputih-putihan, terletak  disebelah anterior dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritonium. Disebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang disebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut: vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke cloaca. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesikula seminalis, sebagai tempat  penampungan spermatozoa sementara.
b)      Systema genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan peritonium. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan. Pada “breading season” ova yang telah masak menembus  dinding ovarium untuk masuk kedalam oviduct, yaiu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding  tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke cloaca pada suatu papilae. Fertilisasi terjadi diluar tubuh , tapi walaupun demikian pada  “breeding season” katak jantan menempel dipunggung katak betina untuk memudahkan terjadinya fertilisasi.
    9. Systema Glandulae Endocrin
        Katak memiliki beberapa kelenjar endocrin yang menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh,merangsang, baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah-laku makhluk.
         Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau galandulae hypophysa. Bagian anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang, dan kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glandulae hypohysanya. Berudu tersebut tidak akan tumbuh menjadi katak. Tapi bila potongan ini ditransplatasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagaimana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior ghypophsa ini baik secara oral atau suntikan mengakibatkan pertumbuhan raksasa.
          Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pituitaria ini menghasilkan hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkn sel kelamin. Jika kita mengadakan inplantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu segera terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan hewan itu menghasilkan sperma.
          Bagian tengah glandulae pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan dalam pengaturan chromotophora dalam kulit.
          Bagian posterior glandulae pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur pengambilan air.
Glandulae thyroidea yang terdapat dibelakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thryoid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Jika kelenjar ini diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Bila ekstrak kelenjar tersebut pada berudu yang secara normal memerlukan waktu dua tahun (untuk katak yang diam didaerah dingin) untuk merubah menjadi dewasa, maka waktu metamorphose itu akan dipercepat.
           Kelenjar pankreas disamping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon insuline yang mengatur metabolisme  zat gula. Hormon itu dihasilkan oleh sekelompok sel yang disebut pulau  Langerhans.
          Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis atau glandulae adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau apinephrine yang bekerjanya berlawanan dengan insulin (hormon adrenalin mengubah glycogen menjadi glucosa ) kecuali itu menyebabkan pigmen mengumpul, sehingga kulit berwarna lebih gelap.  
9.  Sistem Nervorum (saraf)
Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalisEnchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengandienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale
Terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium.  Dalam Sistem nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorius menuju saccus nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya bergabung dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpu otak tengah  (mesencephalon) sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah dorsal yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar sebagai segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya. Di dalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak. Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-pembuluh darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang berbatasan dengan tulang, dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan dengan jaringan saraf. System nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di berbagai lobus.
10. Organ sensori (alat indra)
            Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan bagi organon sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai hubungan dengan nervi sensori yang membawa rangsangan ke pusat (lobos pada otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang organon sensoris tertentu. Organon visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang sinar, sedangkan reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua terdapat papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap zat-zat kimia yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang peka terhadap rangsangan yang berupa gas. Telinga yang berisi organon auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.
            Lensa mata tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak pandangan yang relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi berkembang bagus pada spesies yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena kornea amphibi darat menjadi kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor, sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam termoregulasi dan orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan golongannya tidak mempunyai pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok mempunyai pendengaran tengah dan gendang telinga

                       
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Kesimpulan dari pembahasan makalah ini sebagai berikut:
      1. Amphibia merupakan tetrapoda atau vertebrata darat yang paling rendah. Nama kelas ini berasal dari kata Yunani, amphi yang artinya rangkap dan bios yang artinya hidup. Jadi Amphibi adalah kelompok hewan yang mampu hidup pada dua tempat, darat dan air.
      2.




B. Saran












                                 DAFTAR REFERENSI
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata.Surabaya: Sinar Wijaya.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENILAIAN AUTENTIK

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum   merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Asesmen atau penilaian merupakan salah satu kegiatan terpenting tetapi juga paling banyak diperdebatkan, yang melibatkan guru. Asesmen juga merupakan alat yang tak ternilai harganya bagi guru dan system pendidikan, yang memungkinkan guru untuk merencanakan pelajarannya dengan lebih baik dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan murid-muridnya, dan ini membantu pihak guru maupun sekolah untuk melihat apakah murid-murid benar-benar belajar dari apa yang diajarkan. Guru kemudian dapat menyesuaikan pengajarannya bila hal ini

MAKALAH METABOLISME PROTEIN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan mikroba yang dibuat dari tiga kelas dasar molekul, yaitu: asam amino, karbohidrat dan lipid (sering disebut lemak). Sebagai molekul ini penting bagi kehidupan, reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul selama pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi dalam pencernaan dan penggunaan makanan. Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton, sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus sel. B.      Rumusan Masalah 1.       Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein? 2.       Bagaimana pe

TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN

Asal-usul kehidupan menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan dan manusia selama ini. Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwa makhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam keanekaragaman tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa makhluk hidup ditemukan juga beberapa kesamaan. Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah pertanyaan, bagaimana kehidupan berasal / berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaan tersebut belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebut karena teori-teori tersebut sulit dibuktikan.     Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan, terdapat dua teori utama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarah munculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awal pemi