Skip to main content

IMPLEMENTASI DAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA TINGKAT SD



Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu        : Astuti Muh. Amin, M. Pd.
Tugas Kelompok
IMPLEMENTASI DAN DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS
ICT PADA TINGKAT SD








                                              Kelompok I:
1.      Andi Uswah Uzlifat (20500111013)
2.      Arsita Sari (20500111014)
3.      Amran (20500111008)
4.      Bungawati (20500111020)
5.      Fitrahayu (20500111033)



JURUSAN  PENDIDIKAN BIOLOGI
 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2013





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kesehatan, kekuatan dan inspirasi sehingga penulisan makalah ini dapat terlesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Judul makalah “Implementasi dan Desain Pembelajaran Berbasis ICT Pada Tingkat SD” penulis sajikan karena diilhami oleh sebuah pemikiran bahwa betapa pentingnya pelajar untuk mengetahui dan mempelajari materi ini yang diinterpretasikan dalam sebuah mata kuliah Teknologi Pembelajajaran Biologi.
Terima kasih penulis haturkan kepada Ibu Astuti Muh. Amin, M. Pd. yang telah memberikan ruang bagi penulis untuk mengaktualisasikan kemampuan dalam menyusun sebuah karya, dan yang  terpenting dapat menjalankan peran kaum intelek sebagai mahasiswa. Semoga apa yang penulis sajikan dalam makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umunya.



                                                                                    Makassar, 3  Oktober  2013

                                                                                          Tim penulis




DAFTAR ISI
Halaman Judul           ………………………………………………… i
Kata Pengantar          ………………………………………………… ii
Daftar Isi                    ………………………………………………… iii
BAB I. PENDAHULUAN     
A.     Latar Belakang    .………………………………....................  1
B.     Rumusan Masalah          .........................................................   2
C.     Tujuan penulisan                        ………………………………………    2
D.     Manfaat penulisan          ………………………………………    2
            BAB II. ISI
A. Pengenalan dan Pemanfaatan ICT di Tingkat SD.....................    3
               B. Faktor-faktor Pemanfaatan ICT di SD...................................... 5
               C. Desain Pembelajaran Berbasis ICT pada Tingkat SD …….....    7
                 D. Dampak Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT di SD...........  8
            BAB III. PENUTUP
A.     Kesimpulan        ……………………………………………......  10
B.     Saran      ...........…………………………………………….......  10
DAFTAR PUSTAKA   ....................................................................  11



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Kemajuan suatu bangsa terletak pada pendidikan generasi penerusnya, bila kemajuan pendidikan tersebut kurang dijamin, bangsa tersebut tidak akan pernah maju. Kemajuan pendidikan juga menggambarkan tingginya tingkat kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi Bangsa Indonesia harus menggenjot tingkat kemajuan pendidikannya, mulai dari guru sampai sarana dan prasarana.
            Sesuai dengan kondisi saat ini, dimana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Eksistensi pembelajaran yang ada di sekolah dasar saat ini pada umumnya masih teacher sentris, dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara optimal, khususnya belum memanfaatkan media teknologi informasi seperti internet.
            Sekolah Dasar adalah sekolah yang merupakan titik awal seorang anak untuk menuntut ilmu secara formal. Berbagai macam mata pelajaran diajarkan di sekolah dasar yaitu Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah dan muatan lokal, yang lain seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Tetapi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi masih belum diajarkan secara merata di negara ini karena banyak faktor yang kurang mendukung pemerataan pembelajaran tersebut. Dalam pendidikan, kenyataannya negara kita masih tertinggal dari negara lain dan tentunya dalam pembelajaran TIK (ICT) pun kita juga masih tertinggal jauh. Maka dari itu pentingnya pembelajaran TIK (ICT) di tingkat sekolah dasar sangat diperlukan bagi kemajuan Sumber Daya Manusia dan IPTEK.

B. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1.      Bagaimanakah pengenalan dan pemanfaatan ICT di tingkat sekolah dasar?
2.      Apakah faktor-faktor yang memengaruhi dalam pemanfaatan ICT di sekolah dasar?
3.      Bagaimana desain pembelajaran berbasis ICT pada tingat sekolah dasar?
4.      Bagaimanakah dampak penerapan pembelajaran berbasis ICT di sekolah dasar?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan pembuatan makalah ini yakni, pembaca dapat mengetahui:
1.      Untuk mengetahui pengenalan dan pemanfaatan ICT di tingkat sekolah dasar.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi dalam pemanfaatan ICT di sekolah dasar.
3.      Untuk mengetahui desain pembelajaran berbasis ICT pada tingat sekolah dasar.
4.      Untuk mengetahui dampak penerapan pembelajaran berbasis ICT di sekolah dasar.
D. Manfaat
          Sebagai bahan diskusi dan referensi dalam ruang lingkup kampus, sekaligus menjadi objek penambah wawasan mahasiswa.






BAB II
ISI
A.     Pengenalan dan Pemanfaatan ICT di Tingkat SD.
Teknologi informasi (ICT) adalah teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video (William & Sawyer :2003). Pada pengertian di atas terdapat dua komponen utama dalam teknologi informasi, yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Pengenalan ICT sangat dibutuhkan dalam pembelajaran komputer di sekolah dasar. Zaman dulu dan sekarang pengenalan ICT di setiap sekolah sudah berbeda karena disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada. Zaman dulu pengenalan ICT belum begitu merata karena ICT pada saat itu belum begitu diminati oleh masyarakat karena komputer pada saat itu merupakan barang tersier. Sedangkan pada zaman sekarang komputer merupakan barang yang mendekati barang primer dan saat ini ICT sangat diperlukan dalam berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Dalam pembelajaran ICT setiap sekolah dasar memiliki cara tersendiri untuk memperkenalkan pembelajaran ICT.
Pada tingkat sekolah dasar biasanya pengenalan ICT lebih cenderung ke arah kemampuan menggunakan komputer dan internet daripada media yang lain. Hal ini dikarenakan pengenalan media komputer lebih dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembelajaran dan pencarian informasi. Pengenalan materi tentang komputer sangat beragam bentuk dan jenis dalam proses pengoperasiannya dan hal itu dapat dilakukan seorang guru dengan memberikan teori-teori tentang komputer disertai dengan praktiknya.
Pada kelas rendah dan tinggi ada perbedaan dalam membelajarkan penggunaan media komputer. Pembelajaran komputer di kelas rendah masih terlihat begitu ringan daripada pembelajaran komputer di kelas tinggi karena siswa di kelas tinggi cara berpikirnya sudah berbeda dengan siswa kelas rendah. Proses pengenalan ICT di tingkat sekolah dasar masih tergolong ringan dibandingkan dengan tingkatan pendidikan di atasnya. Pengenalan tentang komputer contohnya ialah pengenalan microsoft word, macam-macam perangkat keras, macam-macam perangkat lunak, cara untuk menghidupkan komputer, dan lain-lain.
Untuk mendukung proses integrasi ICT di dalam pembelajaran, maka Manajemen Sekolah, Guru dan Siswa harus memahami 9 (sembilan) prinsip integrasi ICT dalam pembelajaran yang terdiri atas prinsip-prinsip:
1. Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2. Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingin tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3. Kolaboratif: memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4. Antusiastik: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Dialogis: memungkinkan proses belajar secara inherent, merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
6. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning”.
7. Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).
8. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et al, 2000).
9. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak langsung juga meningkatkan ”ICT & media literacy” (Fryer, 2001).
Pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan akhir-akhir ini digalakkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT). Pemanfaatan ICT ini secara umum bertujuan menghubungkan murid-murid dengan jaringan pengetahuan dan informasi. Selain itu mengembangkan sikap dan kemampuan murid-murid untuk belajar sepanjang hidup (life-long education), meningkatkan kinerja guru dalam bidang ICT. Pada akhirnya akan mengubah sekolah menjadi institusi pembelajaran yang kreatif dan dinamis dengan menjadikan murid-murid sebagai pembelajar yang lebih termotivasi, selalu ingin tahu, dan kreatif.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka pemanfaatan ICT ini adalah dengan menyediakan prasarana dan fasilitas TIK untuk murid dan guru yang memungkinkan mereka mengakses informasi, mendorong pemain kunci dalam sistem sekolah dalam menjalankan peran baru mereka. Di samping itu juga, sekolah mengintegrasikan TIK dalam pendidikan sekolah melalui kurikulum yang sesuai dan dukungan sumberdaya dan mendorong tumbuhnya lingkungan berbasis komunitas yang kondusif terhadap manajemen perubahan.
Menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran mempunyai kelebihan, yakni mempermudah dan mempercepat kerja siswa (mengefisienkan), juga menyenangkan karena siswa berinteraksi dengan warna-warna, gambar, suara, video, dan sesuatu yang instan. Situasi dan kondisi yang menyenangkan ini sebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar. Di sini teknologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar.
Selain membantu menciptakan kondisi belajar yang kondusif bagi mental siswa, peran penting kedua dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah menyediakan seperangkat media dan alat (tools) untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan siswa, serta tentu saja memberi keterampilan penggunaan teknologi tinggi (advanced skills).
Perkembangan ICT di dunia sangat cepat, dari waktu ke waktu. Perkembangan ICT tersebut tentunya merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Teknologi informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tak terbatas, yang dapat digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

B.     Faktor-faktor yang Memengaruhi dalam Pemanfaatan ICT di SD.
Tidak dapat dipungkiri eksistensi sekolah-sekolah dasar di Indonesia sangat beragam. Hal ini tidak terlepas dari faktor geografis dan topografis yang beragam pula. Ditambah pula adanya faktor kultural yang ada pada berbagai suku juga beragam. Terlepas dari hal tersebut bahwa keberadaan seperangkat komputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara garis besar masih cukup jarang, artinya sekolah yang memiliki fasilitas komputer dengan sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer masih banyak yang belum memiliki fasilitas komputer. Apalagi di daerah- daerah yang terpencil. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu
1) Faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana untuk membeli seperangkat komputer,
2) Faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih banyak guru di sekolah dasar belum mampu mengoperasikan komputer ( GAPTEK = Gagap Teknologi ),
3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang tidak aman enggan untuk membeli komputer.
Penerapan pembelajaran berbasis ICT merupakan kegiatan yang mencakup semua komponen sekolah, baik itu dari sekolah maupun dari diri individu setiap siswa. Tercapainya tujuan pembelajaran berbasis ICT ini memerlukan kerja sama antara semua komponen sekolah. Adapun beberapa faktor penting yang mempengaruhi pembelajaran berbasis ICT di sekolah dasar yaitu :
Kemampuan Sekolah
Salah satu unsur yang menyebabkan ICT digunakan secara maksimal adalah dengan adanya fasilitas komputer yang memadai. Memang bila kita melihat sekolah-sekolah elit di kota besar, kita akan menemukan sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, misalnya komputer. Tetapi untuk sekolah-sekolah di daerah pinggiran kota atau kepulauan, kita akan sulit menemukan sarana dan prasarana yang lengkap terutama komputer (tentunya yang layak dan memadai untuk sebuah proses pembelajaran).
Selama ini pemerintah memang memberikan komputer kepada sebagian sekolah, tetapi untuk sekolah yang tidak kebagian harus berusaha sendiri untuk membeli komputer. Bagi sekolah elite, mungkin sangat mudah, tetapi bagi sekolah yang untuk merenovasi sekolahnya saja masih pontang-panting mencari dana apalagi untuk membeli komputer itu akan sangat memberatkan. Termasuk sekolah-sekolah swasta di daerah dan pinggiran termasuk di kepulauan yang masih tertatih-tatih untuk menghidupi dirinya. Sedangkan komputer merupakan sarana utama agar pemanfaatan ICT berjalan maksimal.
Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kunci utama agar pemanfaatan ICT berjalan maksimal adalah guru. Untuk itu diperlukan guru yang profesional. Sedangkan dalam kenyataannya tidak semua guru lulusan program sarjana adalah tenaga pendidik yang profesional dalam menggunakan peralatan seperti komputer. Hal ini juga akan menjadi hambatan yang cukup serius mengingat yang menjadi kunci utamanya adalah guru dalam pemanfaatan ICT. Ketika guru-guru yang ada sudah tidak mampu, maka pemanfaatan ICT ini hanya akan menjadi wacana yang terus berkembang dan hanya mengambang tanpa ada perwujudan dalam kenyataan.
Lingkungan Sosial
Perkembangan dan proses belajar seseorang tidak dapat terjadi tanpa kehadiran pengaruh lingkungan (masyarakat). Begitu juga dengan pemanfaatan ICT tidak akan maksimal tanpa didukung oleh lingkungan. Di lingkungan kota-kota besar, sangat mudah untuk mencari perangkat ICT sehingga pemanfaatan ICT akan maksimal. Termasuk ketika memberikan tugas yang harus mengakses internet, misalnya, akan lebih mudah dilakukan. Akan tetapi untuk kasus sekolah-sekolah yang ada di kepulauan, misalnya, yang listrik saja harus hidup di malam hari, tidak terjangkau provider sehingga internet tidak bisa diakses, maka pemanfaatan ICT akan kurang maksimal walaupun di sekolah itu mempunyai sarana komputer lengkap.
Jadi sangat jelas bahwa lingkungan sebagai proses motivasi sosial yang memegang peranan dalam merangsang setiap individu untuk mencapai prestasi sosial sebagaimana proses-proses motivasi akademik akan mempengaruhi prestasi akademik. Bila lingkungan tidak mendukung, maka akan sangat sulit bagi siswa untuk mencapai kesuksesan.
C.    Desain Pembelajaran Berbasis ICT pada Tingkat SD.
Syarat sebuah komputer agar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi, adalah komputer tersebut harus dapat dikoneksikan ke internet. Tidak semua komputer dapat dikoneksikan ke internet. Sebagai mana yang dijelaskan Mico Pardosi 2000, komputer akan dapat dikoneksikan ke internet apabila memiliki persaratan berikut: 1) Komputer tersebut harus dilengkapi dengan modem, baik modem internal maupun modem eksternal. 2) Komputer dengan prosessor Pentium 100 Mhz (minimal), lebih tinggi lebih baik. 3) Memiliki jaringan telepon, atau wareless . 4) Meng- install program Internet ( browser) ke dalam komputer, misalnya Internet Explorer. 5) Mendaftarkan diri ke ISP ( Perusahaan Penyelia Jasa Internet) yang ada, misalnya RADNET, INDONET, MEGANET, atau TELKOMNET ). Fasilitas internet dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran atau e- learning yaitu dengan memanfaatkan menu search, yaitu: 1) Hubungkan komputer ke ISP 2) Setelah komputer terhubung ke ISP, klik ganda Internet Explorer, 3) Klik menu search, 4) Ketik web atau data yang akan dicari pada kotak yang tersedia misalnya kata" habitat " , maka akan didapatkan data -data yang berhubungan dengan habitat. Demikian pula apabila kita mengetikkan kata-kata yang lain tentu kita akan memperoleh data -data yang kita inginkan.
Adapun beberapa contoh penerapan pembelajaran berbasis ICT yang dapat dilakukan oleh pendidik sekolah dasar :
1.      Penggunaan Jaringan Komputer untuk Pembelajaran (E-Learning)
E-learning merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Melalui e-learning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Belajar mandiri berbasis kreativitas siswa yang dilakukan melalui e-learning mendorong siswa untuk melakukan analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Siswa dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar melalui e-learning diantaranya : e-book, e-library, interaksi dengan pakar, emaill, mailling list, News group, dan lain-lain.
2.      Teknologi Informasi untuk Media Pembelajaran
Penerapakan ICT dalam pembelajaran salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa. Untuk hasil yang optimal pembelajaran harus menyenangkan dan merangsang imajinasi serta kreativitas siswa. Penggunaan multi metode dan multi media sangat membantu untuk meningkatkan hasil belajar. Teknologi informasi dengan teknologi audio visual mengahasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Pembelajaran berbasis multi media (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara dan video) dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian.
D.    Dampak Penerapan Pembelajaran Berbasis ICT di SD.
Penerapan ICT dalam pembelajaran di sekolah dasar memliki dampak yang besar terhadap perkembangan siswa. Seperti halnya tujuan utama dari pembelajaran berbasis ICT sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penerapan ICT juga memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai dampak dari penggunaan ICT dalam proses pembelajaran.
Adapun beberapa kelebihan penerapaan pembelajaran berbasis ICT di sekolah dasar atau dampak positif penerapaan pembelajaran berbasis ICT antara lain :
• Menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasyikan (efek emosi)
• Siswa akan menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran
• Membekali kecakapan siswa untuk menggunakan teknologi tinggi
• Mendorong lingkungan belajar konstruktivis
• Mendorong lahirnya pribadi kreatif dan mandiri pada diri siswa
• Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
• Membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar  
 Selain memliki kelebihan, penerapan ICT juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu diantaranya :
• Penerapannya membutuhkan biaya yang relatif besar.
• Rentan terhadap penyalahgunaan fungsi.
• Guru dalam penerapan ICT  dituntut memiliki keahlian tinggi.
• Sulit diterapkan di sekolah yang kurang maju yang pada umumnya terdapat di pedesaan.



















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah ini yakni:
1)      Pemanfaatan ICT bertujuan menghubungkan murid-murid dengan jaringan pengetahuan dan informasi. Selain itu mengembangkan sikap dan kemampuan murid-murid untuk belajar sepanjang hidup (life-long education), serta meningkatkan kinerja guru dalam bidang ICT.
2)      Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan pembelajaran berbasis komputer atau internet ( Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran ).
3)      Pembelajaran berbasis komputer atau internet merupakan inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah dasar sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini.
4)      Pembelajaran berbasis ICT tidak hanya memiliki kelebihan tapi juga memiliki kekurangan dalam penerapannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penerapan pembelajaran ICT di sekolah dasar ialah kemampuan sekolah, kemampuan sumber daya manusia dan lingkungan sosial.
B. Kritik dan Saran
Demi perbaikan makalah kami selanjutnya, kami dengan lapang dada bersedia  menerima kritik dan saran dari para pembaca.








DAFTAR REFERENSI
Anonim. Pemanfaatan Media Berbasis ICT Terhadap Pembelajaran di Sekolah. http://ictcommunity.multiply.com/journal/item/17/PEMANFAATAN_MEDIA_BERBASIS_ICT_TERHADAP_PEMBELAJARAN_DI_SEKOLAH?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem.
Copyrightcumanulisaja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution (2 Oktober 2013)
Suryadi. 2007. Pemanfaatan ICT Dalam Pembelajaran. http://lppm.ut.ac.id ptjj/82sept07/01-acesuryadi.pdf.
Sunarto. 2009. Seminar Nasional Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/26/seminar-nasional-pemanfaatan-ict-dalam-pembelajaran/.


Comments

  1. As stated by Stanford Medical, It is in fact the SINGLE reason women in this country get to live 10 years longer and weigh 42 pounds lighter than we do.

    (Just so you know, it is not about genetics or some secret diet and EVERYTHING to about "how" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", and not "what"...

    Tap this link to find out if this brief test can help you unlock your true weight loss possibilities

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAKALAH PENILAIAN AUTENTIK

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum   merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Asesmen atau penilaian merupakan salah satu kegiatan terpenting tetapi juga paling banyak diperdebatkan, yang melibatkan guru. Asesmen juga merupakan alat yang tak ternilai harganya bagi guru dan system pendidikan, yang memungkinkan guru untuk merencanakan pelajarannya dengan lebih baik dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan murid-muridnya, dan ini membantu pihak guru maupun sekolah untuk melihat apakah murid-murid benar-benar belajar dari apa yang diajarkan. Guru kemudian dapat menyesuaikan pengajarannya bila hal ini

MAKALAH METABOLISME PROTEIN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan mikroba yang dibuat dari tiga kelas dasar molekul, yaitu: asam amino, karbohidrat dan lipid (sering disebut lemak). Sebagai molekul ini penting bagi kehidupan, reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul selama pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi dalam pencernaan dan penggunaan makanan. Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton, sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus sel. B.      Rumusan Masalah 1.       Apa yang dimaksud dengan metabolisme protein? 2.       Bagaimana pe

TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN

Asal-usul kehidupan menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan dan manusia selama ini. Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwa makhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam keanekaragaman tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa makhluk hidup ditemukan juga beberapa kesamaan. Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah pertanyaan, bagaimana kehidupan berasal / berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaan tersebut belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebut karena teori-teori tersebut sulit dibuktikan.     Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan, terdapat dua teori utama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula sejarah munculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awal pemi